Kepemimpinan


A.    Pengertian kepemimpinan
Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
B.     Pendekatan-pendekatan studi kepemimpinan
1.      Memandang kepemimpinan sebagai suatu kombinasi sifat-sifat (traits) yang tampak.
2.      Bermaksud mengidentifikasikan perilaku-perilaku (behaviours) pribadi yang berhubungan dengan kepemimpinan efektif.
3.      Pandangan situasional tentang kepemimpinan.
C.     Pendekatan sifat-sifat kepemimpinan
Para teoritis kesifatan adalah kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan. Daftar sifat-sifat ini dapat menjadi sangat panjang, tetapi cenderung mencakup energi, pandangan, pengetahuan dan kecerdasan, imajinasi, kepercayaan diri, integritas, kepandaian berbicara, pengendalian dan keseimbangan mental maupun emosional, bentuk phisik, pergaulan sosial dan persahabatan, dorongan, antusiasme, berani dan sebagainya.
D.    Penelitian awal tentang sifat-sifat kepemimpinan, penemuan-penemuan lanjutan
Sebagian besar penelitian-penelitian awal tentang kepemimpinan bermaksud :
1.      Membandingkan sifat-sifat orang yang menjadi pemimpin dengan sifat-sifat yang menjadi pengikut (tidak menjadi pemimpin).
2.      Mengidentifikasikan ciri-ciri dan sifat-sifat yang dimiliki oleh para pemimpin efektif.
Sehingga timbul anggapan para peneliti sifat-sifat kepemimpinan bahwa pemimpin dilahirkan, bukan dibuat, atau seseorang itu dilahirkan membawa atau tidak membawa sifat-sifat yang diperlukan bagi seorang pemimpin.
E.     Penemuan-penemuan lanjutan
Sifat-sifat tertentu yang tampak penting untuk kepemimpinan efektif menurut Edwin Ghiselli, yaitu :
1.      Sebagai pengawas (supervisor abiity).
2.      Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan.
3.      Kecerdasan.
4.      Ketegasan (decisiveness).
5.      Kepercayaan diri.
6.      Inisiatif.
F.      Keterbatasan pendekatan kesifatan, pendekatan perilaku kepemimpinan
Ada banyak keterbatasan dalam pendekatan yang melihat sifat-sifat kepemimpinan. Walaupun semua sifat yang dikemukakan para peneliti dapat menjadi yang diinginkan ada dalam diri pemimpin, tetapi tidak satu pun sifat yang secara absolut esensial.
G.    Pendekatan perilaku kepemimpinan
Pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada dua aspek perilaku kepemimpinan, yaitu fungsi-fungsi dan gaya-gaya kepemimpinan. Teori-teori dan penelitian-penelitian yang paling terkenal adalah :
1.      Teori X dan teori Y dari Douglas McGregor
2.      Studi Michigan oleh ahli psikologi sosial Rensis Likert
3.      Kisi-kisi manajerial dari Blake dan Mouton
4.      Studi Ohio State
H.    Fungsi-fungsi kepemimpinan
1.      Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task related) atau pemecahan masalah menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat.
2.      Fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenance) atau sosial mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancar persetujuan dengan kelompok lain, penegahan perbedaan pendapat, dan sebagainya.
I.       Gaya-gaya kepemimpinan
1.      Gaya dengan orientasi tugas (task oriented), manajer mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai yang diinginkannya.
2.      Gaya dengan orientasi karyawan (employee-oriented), manajer mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibanding mengawasi mereka.
J.       Teori X dan teori Y dari McGregor
Strategi kepemimpinan efektif yang mempergunakan manajemen partisipatif dikemukakan oleh Douglas McGregor, sebagai pengalamannya menjadi konsultan McGregor menyimpulkan dua kumpulan anggapan teori X dan teori Y
K.    Anggapan-anggapan teori X
1.      Rata-rata pembawaan manusia malas atau tidak menyukai pekerjaan dan akan menghindarinya bila mungkin.
2.      Karena karakteristik manusia tersebut, orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan, atau diancam dengan hukuman agar mereka menjalankan tugas untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.
3.      Rata-rata manusia lebih menyukai diarahkan, ingin menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi relatif kecil, dan menginginkan keamanan/ jaminan hidup di atas segalanya.
L.     Anggapan-anggapan teori Y
1.      Penggunaannya usaha phisik dan mental dalam bekerja adalah kodrat manusia, seperti bermain atau istirahat.
2.      Pengawasan dan ancaman hukuman eksternal bukanlah satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organisasi.
3.      Keterkaitan pada tujuan merupakan fungsi dari penghargaan yang berhubungan dengan prestasi mereka.
4.      Rata-rata manusia, dalam kondisi yang layak, belajar tidak hanya untuk menerima tetapi mencari tanggung jawab.
5.      Ada kapasitas besar untuk melakukan imajinasi, kecerdikan dan kreativitas dalam penyelesaian masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan.
6.      Potensi intelektual rata-rata manusia hanya digunakan sebagian saja dalam kondisi kehidupan industri modern.
M.   Sistem manajemen dari Liekert
Liekert menyusun suatu model empat tingkatan efektivitas manajemen :
1.      Sistem 1, manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya.
2.      Sistem 2, manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahan kebebasan untuk memberikan komentar-komentar terhadap perintah-perintah tersebut.
3.      Sistem 3, manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan terlebih dahulu dengan bawahan.
4.      Sistem 4, sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara bagaimana organisasi seharusnya berjalan.
N.    Kisi-kisi manajerial dari Blake dan Mouton
1.1 Manajemen jatuh miskin, pencurahan usaha minimum untuk melaksanakan pekerjaan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan untuk memotong keanggotaan organisasi.
1.9 Manajemen santai, perhatiannya sepenuhnya pada kebutuhan-kebutuhan karyawan bagi pemuasan hubungan-hubungan yang mengarahkan kesuatu suasana persahabatan dan kecepatan kerja yang menyenangkan dalam organisasi.
5.5 Manajemen manusia organisasi, prestasi organisasi yang memadai dapat dicapai melalui penyeimbangan keperluan pelaksanaan kerja dengan pemelihara semangat kerja karyawan pada tingkat yang memuaskan.
9.1 Wewenang ketaatan, efisiensi operasi dihasilkan dari penciptaan kondisi kerja dengan suatu cara di mana unsur manusia dilibatkan pada derajat minimum.
9.9 Manajemen team, penyelesaian pekerjaan adalah dari dedikasi karyawan, saling bergantung melalui suatu pancangan umum dalam tujuan organisasi yang mengarahkan untuk hubungan-hubungan yang saling mempercayai dan menghormati.
O.    Studi Ohio-State
Menjelaskan bahwa seseorang pemimpin itu mengatur dan menentukan pola organisasi, saluran komunikasi, struktur peran dalam pencapaian tujuan organisasi dan cara pelaksanaannya.
P.      Adakah gaya kepemimpinan ideal?
Kepemimpinan adalah kompleks dan gaya kepemimpinan yang paling tepat tergantung pada beberapa variabel yang saling berhubungan seperti ditunjukkan pembahasan berikut.
Q.    Pendekatan situasional contigency
Pendekatan situasional contigency menggambarkan bahwa gaya yang digunakan adalah bergantung pada faktor-faktor seperti situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel-variabel lingkungan lainnya. Teori situasional yang terkenal adalah rangkaian kesatuan kepemimpinan dari Tannembaum dan Schmidt, teori contigency dari Fiedler, dan teori siklus kehidupan dari Hersey dan Blanchard.
R.     Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan
Ada tiga variabel kritis yang mempengaruhi gaya kepemimpinan, yaitu :
1.      Pemimpin
2.      Pengikut atau bawahan
3.      Situasi
S.      Rangkaian kesatuan kepemimpinan Tannebaum dan Schmidt
Bahwa manajer harus mempertimbangkan tiga kumpulan kekuatan sebelum melakukan pemilihan gaya kepemimpinan, yaitu :
1.      Kekuatan-kekuatan dalam diri manajer.
2.      Kekuatan-kekuatan dalam diri para bawahan.
3.      Kekuatan-kekuatan dari situasi.
T.      Teori contigency dari Fiedler
Situasi dirumuskan dengan dua karakteristik :
1.      Derajat situasi di mana pemimpin menguasai, mengendalikan dan mempengaruhi situasi.
2.      Derajat situasi yang menghadapkan manajer dengan ketidakpastian.
U.    Teori siklus kehidupan dari Hersey dan Blanchard
Konsep dasar teori siklus kehidupan adalah bahwa strategi dan perilaku pemimpin harus situasional dan terutama didasarkan pada kedewasaan atau tidak kedewasaan para pengikut.
V.    Pentingnya fleksibilitas
Ini membantu untuk menanggapi terhadap orang-orang dan situasi-situasi secara tepat dan membuat penyesuaian bila terjadi penyimpangan dari antisipasi. Penting juga dilakukan percobaan dengan berbagai pendekatan yang berbeda dan mempelajarinya melalui analisa terhadap hasil-hasil.

0 komentar:

Posting Komentar

Total Pageviews

Copyright © / Ganbaru!!!

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger